Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa oriental hornet, atau lebah   oriental untuk alasan yang tidak diketahui, mampu memproduksi listrik   di dalam kerangka tubuhnya. Akan tetapi, Marian Plotkin, peneliti dari   Tel-Aviv University memutuskan untuk meneliti lebih lanjut.
 Bersama  timnya, Plotkin mencari tahu bagaimana lebah bisa memproduksi  listrik.  Setelah melakukan penelitian, ternyata diketahui bahwa pigmen  pada  jaringan kuning lebah mampu menangkap cahaya. Setelah itu, oleh  jaringan  coklat, cahaya itu diubah menjadi listrik. Sebagai informasi, jaringan coklat milik lebah mengandung melanin, pigmen yang melindungi sel kulit manusia dari penyerapan sinar ultraviolet yang berpotensi berbahaya. Meski begitu, Plotkin menyebutkan, untuk apa listrik itu digunakan masih belum diketahui.
Dari penelitian itu, diketahui juga bahwa sel pada lebah hanya mampu menghasilkan energi dengan efisiensi hanya 0,335 persen. Sebagai gambaran, pembangkit listrik tenaga Matahari buatan manusia saat ini mampu menghasilkan energi dengan efisiensi 10 sampai 11 persen.
“Lebah masih mendapatkan mayoritas energinya dari makanan yang ia makan,” kata Plotkin, seperti dikutip dari National Geographic, 18 Januari 2011. “Meski begitu, kemampuan membangkitkan listrik itulah yang menjadi inti penelitian ini,” ucapnya.
Alasannya, kata Plotkin, kita sudah mengetahui bahwa tanaman dan bakteria memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi. “Akan tetapi, pemanfaatan matahari sebagai sumber energi pada hewan belum pernah diketahui,” ucapnya.
 15.42
15.42
 Denny
Denny
 
0 komentar:
Posting Komentar