Meski kerap berkoar bahwa LPI melanggar peraturan FIFA, ternyata, PSSI  sendiri juga melakukan hal yang sama. Kompetisi resmi di bawah PSSI, Liga  Super Indonesia, ternyata menyalahi aturan FIFA dalam penyelenggaraan  pertandingannya.
 
 "Menurut peraturan FIFA, dalam pertandingan utama federasi sepak bola  suatu negara, klub-klub yang berkompetisi tidak boleh mendapat dana  dari pemerintah. Karena itulah, dalam hal ini, LSI menyalahi aturan  FIFA," ujar pengamat sepak bola, Yesayas Oktovianus, seperti  dilansir dari Metrotvnews.
 
 Pernyataan keras Yesayas, yang juga merupakan jurnalis kawakan ini,  dilontarkan pada diskusi Save Our Soccer yang digelar LBH Jakarta, di  Jakarta, Minggu (16/01).
 
 Selain dari Yesayas, LSI juga mendapat 'rapor merah' dari IGK Manila.  Menurut mantan manajer Timnas Indonesia ini, LSI merupakan liga plat  merah dan tidak profesional. Pasalnya, 99% klub yang berkompetisi di LSI  mendapat dana dari APBD. Manila menambahkan bahwa APBD tetap dibutuhkan  sepak bola. Namun, penggunaannya, menurut IGK Manila lebih kepada  pembinaan dan pembangunan infrastruktur.
 
 "APBD itu untuk pembinaan usia dini dan pembangunan infrastruktur bukan  membeli pemain," tegas Manila.
 
 Sementara itu, menurut peneliti divisi korupsi politik Indonesia  Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, yang hadir dalam diskusi itu,  penggunaan APBD bagi klub sepak bola merupakan hal yang rawan  dikorupsi dan dipolitisasi.
 
 "APBD yang masuk ke sepak bola semata-mata dalam rangkaian membangun  relasi politik dalam bidang sepak bola. Ini sangat strategis dalam ajang  pembinaan basis untuk kepentingan politik. Salah satunya karena basis  massanya yang besar," pungkas Abdullah
 16.06
16.06
 Denny
Denny
 
0 komentar:
Posting Komentar